Menurut saya, Dunia Sophie adalah novel yang unik, perpaduan antara filsafat, sains, dan sastra. Dunia Sophie ditulis oleh Jostein Gaarder, seorang penulis terkemuka Norwegia yang memiliki latar belakang sebagai guru filsafat. Novel ini terbit pada tahun 1991 dan menjadi salah satu novel terlaris sepanjang sejarah perbukuan Norwegia, telah diterjemahkan ke dalam lima puluh sembilan bahasa, serta diadaptasi menjadi film, permainan komputer, dan boardgame.
Kajian filsafat dalam Dunia Sophie selaras dengan buku A History of Western Philosophy karya Bertrand Rusell. Banyak orang (termasuk saya) yang menganggap bahwa filsafat merupakan konsep pemikiran yang sulit dimengerti, rumit, dan kompleks. Jostein Gaarder telah menyederhanakan konsep tersebut dengan menjelmakannya menjadi cerita remaja yang menawan.
Ketika selesai membawa novel ini, saya bertanya-tanya, sebenarnya tokoh utama dalam novel ini adalah Sophie Amundsen ataukah Hilde Knag? Kedua tokoh tersebut digambarkan memiliki kehidupan yang mirip, dan saling terhubung antara ilusi dan kenyataan. Mereka bertalian dengan cara korespondensi, yang bagi saya menjadi ciri khas Jostein Gaarder, karena saya juga menemukan konsep serupa dalam dua novel lain yang ditulisnya; Dunia Anna dan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokeen.
Dikisahkan, Sophie, seorang gadis 14 tahun, menerima surat-surat misterius dalam kotak surat rumahnya secara rutin. Surat-surat tersebut membawanya menjadi murid seorang filsuf bernama Alberto Knox, yang mengajarinya tentang sejarah filsafat, mulai dari masa pra-Socrates hingga filsuf-filsuf modern abad ke-20. Sophie mulai terbuka dengan konsep eksistensialisme, pemikiran kritis, dan pengetahuan kehidupan lainnya.
Seiring waktu, Sophie dan Alberto juga menerima kartu pos untuk seorang gadis bernama Hilde, dari ayahnya yang bernama Albert Knag. Hari ulang tahun Sophie dan Hilde sama persis. Mereka juga sama-sama menantikan kedatangan ayah yang akan pulang tugas dari Lebanon.
Melalui filosofi George Berkeley, Sophie dan Alberto menemukan bahwa mereka sebenarnya adalah karakter fiksi dalam sebuah buku yang ditulis oleh Albert Knag, sebagai rangkaian hadiah ulang tahun Hilde. Dalam dunia paralel lainnya, dikisahkan Hilde membaca naskah-naskah buku tersebut secara rutin. Hilde mulai curiga ketika menemukan bahwa ayahnya memasukkan banyak karakter fiksi dari novel sastra dunia seperti Little Red dan Gadis Korek Api, dan terus mengacaukan kehidupan Sophie.
Keadaan semakin runyam ketika Albert Knag kehilangan kendali atas dunia. Hal itu menyebabkan kekacauan dalam “Pesta Taman Filosofis”, sebuah trik yang dilakukan Alberto dan Sophie pada malam pertengahan musim panas yang harapannya dapat melepaskan mereka dari imajinasi Albert Knag. Ketika membaca bagian itu, Hilde pun mulai menyusun strategi untuk melawan cerita ayahnya.
Untuk memecahkan segala misteri itu, dapatkah Sophie dan Hilde bertemu, melihat satu sama lain dan berkomunikasi?
Bagian inilah yang membuat saya bertanya-tanya, siapakah di antara mereka yang fiksi?
(Iya sih, saya tahu dua-duanya fiksi, hehehe...)
Pada akhirnya, saya berguman, tak peduli siapa tokoh utamanya, dunia Sophie atau dunia Hilde yang lebih realistis, mereka berdua sama-sama berkutat dengan pencarian jati diri, pemikiran kritis, dan pandangannya akan dunia yang terdiri dari dua elemen; kenyataan dan ilusi. Namun, bukankah kita semua juga hidup dalam dunia nyata dengan banyak ilusi yang melingkupinya? Bahkan kadang pikiran mampu berkelana melampaui ruang dan waktu, menerjang segala yang tak mampu dijangkau kenyataan? Ilmu filsafat hadir menengahi dan memberi makna pada setiap detailnya.
Buat yang ingin mengkaji lebih dalam terkait filsafat, novel Dunia Sophie bisa menjadi semacam starter kit yang menyenangkan, untuk selanjutnya menjadi bekal menjelajah dunia yang berisi kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Judul Buku : Dunia Sophie
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
ISBN : 9786024410209
No comments