Ada satu museum yang wajib dikunjungi di Bandung.
Museum yang menjadi catatan cemerlang sejarah perjuangan politik luar negeri
Indonesia. Yap! Museum Konferensi Asia Afrika (Museum KAA) yang terletak di
Jalan Asia Afrika No. 65 Braga, Bandung. Museum ini buka setiap hari Rabu,
Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Untuk pendaftaran, pengunjung bisa melakukan registrasi
melalui bit.ly/simkuringmkaa sebelum kedatangan.
Museum KAA diresmikan pada 24 April 1980, menempati
bangunan Gedung Merdeka, yang awalnya adalah gedung Societeit Concordia, yang
dibangun pada tahun 1879. Pada masa kolonial merupakan tempat berkumpulnya para
elit sosialita Eropa untuk berdansa, makan, pertunjukan seni, dan hiburan
lainnya.
Sekilas Sejarah Konferensi Asia Afrika
Indonesia pantas berbangga karena memprakarsai
terselenggaranya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada saat belum genap sepuluh
tahun merdeka.
KAA diadakan di Bandung pada 18-24 April 1955 dan
dihadiri oleh 29 negara-negara Asia dan Afrika. KAA mempromosikan kerja sama
ekonomi dan budaya Asia Afrika dan menumbuhkan solidaritas melawan kolonialisme
dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet,serta negara imperialis
lainnya.
KAA menghasilkan Dasasila Bandung yang bergaung jauh ke
wilayah Asia Afrika, menjadi asas hubungan antar negara, pegangan dalam
menyelesaikan masalah penting dalam forum internasional, terutama setelah
Gerakan Non-Blok mengambilnya sebagai prinsip-prinsip dari gerakan tersebut.
Latar belakang Konferensi Asia Afrika
Ketika Perang Dunia II berakhir, bukan berarti permasalahan dan permusuhan bangsa-bangsa di
dunia turut
hilang. Selain penjajahan di benua
Asia dan Afrika sejak abad ke-15 yang menjadi masalah krusial,munculnya dua blok kekuatan, Blok
Barat dan Blok Timur semakin memanaskan situasi dunia.
Perang Dingin berkembang menjadi konflik perang terbuka.
Perlombaan pengembangan senjata nuklir meningkat, menumbuhkan ketakutan akan
terjadi perang dunia kembali.
Kolonialisme
Sejak ditemukannya jalur laut pada abad ke-15, masa imperialisme
dimulai. Bangsa-bangsa Eropa memulai
penjelajahan menyebar ke pelosok Asia dan Afrika. Hampir seluruh benua di dunia takluk dalam
pengaruhnya. Mereka menjadi rakus akan kekayaan dan mengeruk sumber daya alam,
memeras tenaga penduduk asli, mengubah tatanan hidup dengan penjajahan.
Apartheid
Selain kolonialisme, apartheid juga menjadi masalah
penting, Sebagai bentuk sistematis pada diskriminasi ras yang legal,
mengelompokkan manusia berdasarkan warna kulit. Apartheid dipraktikkan pemerintah
Afrika Selatan dan menjadi kebijakan pada tahun 1948, di mana orang-orang kulit
hitam tidak memiliki hak dasar dan kebebasan.
Perang Dunia II
Perang Dunia II dimulai pada 1 September 1939, ketika
Jerman berambisi menguasai Eropa dengan diawali menginvansi Polandia. Kemudian
menyerang Denmark, Luxemburg, Belanda, Belgia, Norwegia, Perancis, dan Uni
Soviet. Sedangkan Austria dan
Cekoslovakia sudah dikuasai sebelumnya. Pada Juni 1940, Italia beraliansi
dengan Jerman dengan menyerang Yunani dan Afrika Utara.
Jepang berusaha menduduki Asia dan Kepulauan Pasifik,
dimulai dengan menyerang basis milter Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii
7 Desember 1941, yang menyeret Amerika ke dalam kancah perang dan bergabung
dengan aliansi Inggris, Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Soviet,
membentuk kekuatan utama (Sekutu) melawan kelompok Tripartite (Jerman, Italia,
Jepang).
Italia menyerah kepada Sekutu pada tahun 1943. Jerman
menyerah pada 17 Mei 1945, Jepang menyerah pada 2 September 1945 setelah dijatuhkan
bom atom di Hiroshima 6 Agustus 1945 dan Nagasaki 19 Agustus 1945, Maka
berakhir Perang Dunia II.
Perang Dingin
Perang Dunia II membawa kehancuran Eropa Barat sebagai
kekuatan dunia dan memunculkan Uni Soviet sebagai kekuatan baru. Di sisi lain, dominasi
Amerika Serikat semakin besar untuk memimpin dunia.
Dua kekuatan terbentuk, Blok Barat yang kapitalis dan
Blok Timur yang komunis. Keduanya berebut pengaruh, sehingga terjadi Perang
Dingin yang menimbulkan konflik-konflik dan sampai pada perang terbuka.
Keinginan menyatakan kemerdekaan hampir semua negara
yang terjajah, terutama di Asia semakin besar. Jiwa nasionalisme mereka bangkit
mengadakan perlawanan. Hal ini juga dipicu melemahnya kekuatan kaum imperialis
di tanah jajahan pada tahun-tahun sesudah berakhirnya Perang Dunia II.
Konferensi Asia Afrika berhasil menjembatani kepentingan negara-negara Asia Afrika untuk berdiri bersama dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika
Selain ruangan museum, terdapat sebuah perpustakaan kecil
di bagian belakang gedung. Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika dibangun
sebagai bagian dari perayaan peringatan KAA ke-50 tahun 2005. Ada banyak Koleksi
buku sejarah, politik, sosial dan budaya negara-negara Asia Afrika, dokumen KAA,
majalah, surat kabar, buka anak, komik, cerpen dan novel. Sistem perpustakaan
tertutup, hanya bisa dibaca di tempat. Ada rak khusus yang menyediakan buku
gratis yang bisa dibawa pulang (tergantung persediaan).
Di seberang ruang perpustakaan, terdapat sebuah ruangan
bioskop kecil. Kita bisa menonton film dokumenter tentang penyelenggaraan
Konferensi Asia Afrika dan sejarah yang melingkupi pada masanya. Tentu saja,
visualnya masih hitam putih.
Menyaksikan peragaan sejarah dalam Museum Konferensi
Asia Afrika, membuat saya berpikir, betapa hebatnya Indonesia yang telah
berhasil menyelenggarakan konferensi kelas dunia ketika baru menapak tangga
sepuluh tahun kemerdekaan. Kini, tujuh dekade lebih Indonesia Merdeka. Apakah
Indonesia bisa kembali menorehkan prestasi serupa?
No comments