Review Buku yang Tidak Direkomendasikan

Biasanya, saya sudah membawa daftar buku yang ingin dibeli jika berniat ke toko buku. Tahun kemarin, ketika mendengar toko buku Gunung Agung segera tutup permanen, saya sedih, lalu mengunjunginya dan berniat untuk membeli buku secara acak. Perhatian saya tertuju pada buku Para Pembentuk Peradaban Islam Seribu Tahun Pertama, karena di sampulnya tertulis ‘Dilengkapi 70 Gambar dan Peta’. Berhubung saya suka melihat peta kuno, jadilah buku itu saya beli.

 

Progres saya membaca buku ini sungguh lambat. Ketika mulai membaca, saya merasa mulai marah, lalu saya tinggalkan. Ketika mulai membaca lagi, ingin rasanya membantingnya, lalu saya tinggalkan lagi. Hanya karena rasa penasaran sampai sejauh mana emosi saya, maka saya paksa diri untuk menyelesaikan membacanya, meski diselingi ngomel-ngomel.

Buku ini berisi kisah singkat 30 tokoh yang dikatakan sebagai pembentuk peradaban Islam seribu tahun pertama. Dari 30 kisah yang dikemukanan, 13 di antaranya sudah pernah saya baca atau dengar, sementara 17 lainnya belum. Jadi, saya perlu banyak referensi lain jika ingin mengomentari semuanya. Penulisnya sendiri mengakui, bahwa dia sengaja menampilkan tidak hanya tokoh yang terkenal dan biasa dibahas dalam banyak buku, tetapi juga tokoh yang kurang begitu dikenal.

Yang pertama dibahas, tentu Rasulullah Saw, sebagai peletak dasar peradaban Islam. Ketika menggambarkan sosok Rasulullah Saw inilah, emosi marah saya muncul. Penulis membuka paragraf dengan menuliskan bahwa Muhammad, sang Nabi sebagai pemimpin agama yang inspiratif, teladan kesalihan dan kebajikan, ahli strategi politik yang brilian, seorang ayah dan kakek penyayang, megalomaniak sesat atau instrumen iblis. Saya membacanya berkali-kali untuk memastikan apakah mata saya masih normal, lalu beristighfar berkali-kali. Sungguh, itu adalah narasi menyesatkan! Sangat tidak pantas menggambarkan seorang Rasul dengan menggabungkan kata yang kontradiktif, kebajikan dan instrumen iblis. Apa maksudnya?! Kesalahan penulisan? Keteledoran penulis atau penerjemah atau penerbit? Atau sengaja membuat polemik? Selanjutnya, banyak sekali narasi yang tidak sesuai. Lalu saya menutup bukunya dan berniat membuangnya.


Beberapa teman menasihati untuk melanjutkan membacanya, supaya saya tahu isi buku itu secara keseluruhan lalu mengabarkan kepada dunia tentang maslahat dan mudaratnya. Berbulan-bulan kemudian baru saya melanjutkannya.

Kisah selanjutnya adalah tentang Ali, yang digambarkan sebagai seseorang yang salih dan lembut, tetapi tidak begitu cerdik. Ini juga sama kontradiktifnya. Bagaimana bisa dikatakan tidak cerdik, jika dalam beberapa peperangan, Ali ditunjuk oleh Rasulullah sebagai pembawa panji, lalu pada kesempatan lain, pernah menjadi delegasi yang menggantikan Rasulullah untuk bernegosiasi. Juga banyak kisah lainnya yang menunjukkan bahwa Ali adalah orang yang cerdas.

Pada bab lain, ketika menyebutkan julukan Ali, Abu Turab, penulis mengemukakan bahwa tidak seorang pun tahu alasannya. Padahal pada banyak buku sirah dijelaskan dengan gamblang dari siapa dan alasan Ali mendapat julukan tersebut. Bahkan Ali sangat menyukai julukan tersebut. Referensi yang digunakan penulis sangat banyak, tapi tidak menemukan alasan untuk hal yang sudah banyak diketahui para pengkaji sejarah.

Pada kisah tokoh-tokoh selanjutnya yang dibahas, saya menemukan banyak inkonsistensi penggambaran karakter. Berbicara mengenai peradaban Islam seribu tahun pertama, dengan hanya menampilkan 30 tokoh, rasanya kurang signifikan, apalagi sebagian besarnya kurang dikenal. Sebagai contoh, Arib, seorang penghibur dari Baghdad, apakah dia cukup perlu untuk disematkan sebagai tokoh pembentuk peradaban? Jika penulis berargumen tentang pembingkaian minoritas untuk kesetaraan, seharusnya pemilihan tokoh melalui beberapa kriteria. Jika asal memasukkan nama tokoh yang tak terlalu berperan, rasanya judul buku ini menjadi terlalu berlebihan.

 

Buku ini terasa banyak menyoroti tentang syiah, serta menafikan peran Khulafaurasyidin. Pembahasan tentang Rasulullah berlanjut kepada Ali, tanpa melewati Abu Bakr, Umar, dan Utsman, seakan menegaskan hal itu.  Pun penyebutan definisi Al Qur’an yang dikemukakan sebagai kitab tertulis berisi wahyu yang disampaikan oleh Muhammad, yang disusun beberapa dasawarsa setelah kematiannya, lagi-lagi definisi ini menafikan peran Khulafaurasyidin. Bagaimana bisa disebutkan beberapa dasawarsa setelah kematiannya, ketika penyusunan Al Qur’an sudah dimulai ketika Rasulullah Saw masih hidup, dalam catatan lembaran-lembaran pelepah kurma yang disimpan oleh Hafshah. Ide pembukuan Al Qur’an dimulai pada masa khalifah Abu Bakr dan berlanjut pada masa Umar, kemudian disempurnakan pada masa Utsman. Jika dihitung masa kekhalifahan, sampai Al Qur’an benar-benar mewujud mushaf adalah kurang dari dua dekade. Penyebutan beberapa dekade ini bisa menimbulkan friksi mengenai kemurnian Al Qur’an.

Narasi itu penting karena tujuannya menggiring opini. Alih-alih menyajikan kisah inspiratif yang obyektif, penulis kerap kali menyuguhkan opini pribadi yang terkesan subyektif dengan kacamata kecurigaan dan simpulan yang semena-mena.

Peradaban adalah kisah panjang lintas generasi yang di dalamnya tak luput dari narasi dan opini. Umur peradaban dan usia manusia tak bisa dirasiokan, tak terhitung ilmu dan kalam Allah di antaranya.

Buku ini tidak direkomendasikan, jangan coba-coba kalian membacanya, tanpa referensi bacaan lainnya yang terkait, dari sumber yang bisa dipercaya. Jika ingin membaca, bacalah sebagai pembanding, sehingga kita tahu bagaimana sejarawan atau mungkin publik barat melihat dan menilai Islam. Jika sudah membaca, evaluasilah diri, sejauh mana kita telah mempelajari Islam.

Sebagai catatan kolektif umat, peradaban demi peradaban yang telah berlalu, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, seharusnya menjadi cermin, bagaimana melanjutkan estafet peradaban tersebut dalam peran kita yang paling kecil sekali pun.

Buku-buku yang Direkomendasikan

Berikut adalah beberapa referensi atau rujukan lain tentang Peradaban Islam yang direkomendasikan:

1. Biografi Rasulullah karya Syaikh Shaffiyyurahman Al Mubarakfuri

2. Biografi Rasulullah, Seri Khulafaurasyidin, serta tulisan lainnya karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi

3. Seri Kajian Sirah Ustadz Khalid Basalamah

4. Seri Kajian Filsafat Fahrudin Faiz

Oiya, buku yang tidak direkomendasikan ini judulnya Para Pembentuk Peradaban Islam Seribu Tahun Pertama, penulisnya Chase F. Robinson, diterbitkan oleh Penerbit Alvabet. Saya tidak ingin menyimpan buku ini, saya akan memberikan pada siapa saja yang mau! Hanya satu eksemplar! 

You Might Also Like

No comments