Gedung Landsarchief |
Mengunjungi Gedung Arsip Nasional ini membutuhkan sedikit effort karena hanya buka pada hari dan jam kerja saja. Dan saya beruntung, karena pada saat ada kesempatan mengunjunginya, secara kebetulan saya didampingi oleh salah satu tour guide, lalu bisa menjelajah ke seluruh bagian museum. Terima kasih Mbak Garnis…
Gedung Arsip Nasional berada di Jl. Gajah Mada No.111 Taman Sari, Jakarta Barat.
Ruang Tengah Gedung Landsarchief |
Gedung ini dibangun pada abad ke-18. Awalnya merupakan kediaman Gubernur Jenderal VOC Reynier de Klerk.
Pada tahun 1900, ada rencana untuk merobohkannya dan membangun pertokoan, tetapi diselamatkan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perhimpunan Batavia untuk Seni dan Ilmu) yang didirikan oleh Klerk.
Sampai tahun 1925, gedung masih dipakai sebagai Departemen Pertambangan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Gedung kemudian dijadikan Lands archief (arsip negeri). Setelah Indonesia merdeka, menjadi gedung arsip nasional.
Gedung Landsarchief Lantai 2 |
Pada tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di Jl. Ampera Jakarta Selatan. Pemindahan dilakukan selama lima tahun. Setelah itu gedung tidak digunakan hingga kondisinya memburuk. Sekitar tahun 1990-an, gedung diselamatkan oleh komunitas usahawan Belanda melalui Stichting Cadeau Indonesia (yayasan hadiah Indonesia) yang akan dipersembahkan sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Yayasan tersebut mengumpulkan dana, memugarnya, dan menjadikannya museum.
Pertengahan Mei 1998 terjadi kerusuhan akibat gerakan reformasi. Bank yang terletak di samping gedung dibakar. Gedung arsip dipakai karyawan bank untuk berlindung.
Gedung Landsarchief Lantai 2 |
Saat ini gedung dipakai sebagai kantor Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan, Arsip Nasional Republik Indonesia.
Gedung dibagi menjadi tiga bagian. Bagian depan yang merupakan kediaman Klerk (Gedung Landsarchief), menjadi cagar budaya, yang sesekali digunakan sebagai ruang pameran. Bagian belakang samping merupakan area perkantoran arsip nasional. Sedangkan bagian belakang gedung baru, merupakan pusat studi arsip kepresidenan.
Saat ini arsip presiden yang sudah digelar baru presiden pertama RI, Ir. Soekarno, yang diresmikan pada tanggal 12 September 2023.
Gedung Landsarchief
Memasuki gedung ini, kita akan disambut pintu dan jendela besar, kokoh nan tinggi khas arsitektur Belanda. Gedung terdiri dari dua lantai. Ruang tengah lantai pertama terlihat kosong, karena ruangan ini difungsikan sebagai area pameran pada saat-saat tertentu. Masih di area ruang tengah yang kosong, terlihat dengan jelas, lis bagian bawah tembok penuh lukisan keramik yang menggambarkan cerita-cerita di bibel.
Rangkaian Cerita Bibel |
Di kanan kiri ruangan, ada beberapa koleksi benda-benda bersejarah seperti miniatur kapal, alat musik, brankas dan beberapa surat dengan tulisan Arab. Namun sayang, sebagian besar benda-benda yang ditampilkan tak diberi keterangan.
Surat Sri Paduka Sultan Sayyid Syarif Usman dari Pontianak |
Lantai kedua menyimpan koleksi furnitur dan lukisan-lukisan Batavia lama, mirip dengan sebagian koleksi di Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) di Kotatua.
Beragam Koleksi Lukisan Kota Batavia |
Gedung Arsip Ir. Soekarno
Gedung pusat studi arsip kepresidenan Soekarno ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama berisi arsip kisah Soekarno dari lahir hingga berpulang, bagian kedua tentang kisah perjuangan dan dedikasi politik, bagian ketiga tentang estetika dan peradaban, dan bagian keempat tentang ekonomi dan kemandirian.
Gedung Arsip Kepresidenan Ir. Soekarno |
Kisah mengenai Soekarno sebagai pejuang dan presiden pertama Republik Indonesia sudah biasa kita baca dalam banyak buku atau saksikan di banyak museum. Di sini, saya lebih suka membidik Soekarno melalui sisi lainnya yang unik.
Soekarno adalah bauran dari unsur nasionalisme, agama, dan marxisme. Konsep kebangsaan yang dibawanya mampu mendengungkan revolusi perjuangan merebut kemerdekaan melawan imperialisme, neo-kolonialisme, dan kapitalisme. Selama ini saya selalu bertanya-tanya, mengapa Soekarno bisa sejenius itu? Ternyata, Soekarno telah membaca banyak buku berkualitas sejak remaja, seperti buku-buku karya Lenin, Karl Marx, C.P. Wolff Schoemaker, dan lain-lain (saya sungguh malu, bahwa banyak dari buku tersebut belum pernah saya baca, bahkan setelah negeri ini merdeka selama 78 tahun).
Arsip Pampasan Perang |
Perjuangan Soekarno tidaklah mulus. Pada 22 Desember 1930, Soekarno divonis penjara selama 4 tahun dan ditempatkan di penjara sempit di daerah Sukamiskin, Bandung. Soekarno juga pernah dua kali diasingkan, yaitu ke Pulau Ende dan Bengkulu. Semua itu disebabkan kegiatan politiknya dianggap membahayakan bagi pemerintah kolonial Belanda.
Nasionalisasi Perusahan Pemerintah Kolonial Belanda |
Masa-masa berat yang dilaluinya, menempa mental Soekarno. Ketika diasingkan di Ende, konsep tentang Pancasila muncul dalam pikirannya, tepatnya ketika Soekarno sedang merenung dan tampak di hadapannya pokon sukun yang bercabang lima. Di Ende pula, Soekarno membuat lukisan tentang alam Ende.
Lukisan Alam Ende (Karya Ir. Soekarno) |
Soekarno menulis banyak buku. Selain buku-buku politik, beliau juga memprakarsai penulisan buku Mustika Rasa, yang berisi resep-resep makanan khas Nusantara.
Mustika Rasa (Buku Masakan Indonesia) |
Soekarno juga menginisiasi pembangunan Monumen Nasional, Masjid Istiqlal, Pertokoan Sarinah, Hotel Indonesia, Gelanggang Olahraga Senayan, serta Gedung Perwakilan Rakyat dalam rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana
Miniatur Pembangunan Nasional Semesta Berencana |
Soekarno adalah seorang polimatik, pembelajar, revolusioner, negosiator unggul, yang kemudian mengantarkannya menjadi proklamator kebanggaan bangsa.
Setelah mengujungi arsip kepresidenan Soekarno serta mencermati proses perjuangan dan pencapaiannya, saya kembali bertanya-tanya dalam hati, apakah mungkin akan tumbuh Soekarno-Soekarno selanjutnya dalam generasi era ini dan seterusnya?
Paviliun Gedung Arsip Nasional |
Pusat studi arsip kepresidenan bisa juga diakses secara online di sini:
No comments