Beranda Museum Sumpah Pemuda |
Sumpah Pemuda 1928 merupakan tonggak bersejarah bagi lahirnya konsep kebangsaan Indonesia. Para pemuda dari berbagai perkumpulan di Nusantara menyepakati ide tentang negara kesatuan, tanah air, serta bahasa persatuan.
Memasuki gedung Museum Sumpah Pemuda, saya merasakan semangat para pemuda yang meletup-letup ketika itu.
Timeline perjalanan Sumpah Pemuda |
Museum Sumpah Pemuda berada di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat (pada zaman dulu dikenal sebagai kawasan Weltevreden, Batavia). Gedung ini awalnya adalah rumah milik Sie Kong Lian yang menyewakan rumahnya sebagai rumah indekos bagi beberapa pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Indlandsche Artsen) dan RHS (Recht Hooge School).
Di rumah tersebut, para pelajar mengadakan diskusi, bermain biliar, dan latihan berkesenian. Selanjutnya rumah tersebut diberi nama gedung IC (Indonesische Clubgebow).
Majalah Indonesia Raja oleh PPPI 1933 |
Pada 1928, gedung IC dijadikan sebagai salah satu tempat Kongres Sumpah Pemuda Kedua. Dalam acara tersebut, disepakati dan dibacakan ikrar yang kemudian dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”.
Dalam Kongres Sumpah Pemuda Kedua tersebut juga dikumandangkan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya, dengan iringan biola W.R. Soepratman.
Buku sejarah oleh PPPI 1939 dan Majalah Soeloeh Indonesia Moeda oleh Indonesiche Studie Club 1930 |
Karena pentingnya peristiwa yang terjadi di dalamnya, Pemerintah Indonesia menjadikan rumah tersebut sebagai Gedung Sumpah Pemuda pada 20 Mei 1974.
Ikrar Sumpah Pemuda |
Pada 1983, pengelolaan rumah diserahterimakan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dengan nama Museum Sumpah Pemuda.
Manuskrip lirik Indonesia Raya tulisan tangan W.R. Soepratman |
Selanjutnya, pada 2021, ahli waris Sie Kong Lian mengibahkan rumah tersebut kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ahli waris menyatakan, bahwa rumah tersebut memang sangat berharga bagi keluarga, tetapi jauh lebih berharga untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Biola W.R. Soepratman |
Museum Sumpah Pemuda menyimpan beberapa koleksi majalah dari berbagai perhimpunan pemuda yang terbit jauh sebelum Indonesia merdeka. Di sebuah ruangan khusus, terdapat biola dan manuskrip asli lirik Indonesia Raya yang ditulis oleh W.R. Soepratman.
W.R. Soepratman sendiri tidak pernah tahu bahwa lagu yang diciptakannya kelak akan menjadi lagu kebangsaan Indonesia, karena beliau berpulang sebelum kemerdekaan Indonesia. Saya sungguh merasa terharu, mendapati lagi satu bukti bahwa karya seseorang dapat melampaui usianya.
Di ruangan khusus W.R. Soepratman itu pula, kita dapat mendengarkan koleksi lagu Indonesia Raya dalam 5 versi, yaitu versi asli dengan iringan biola W.R. Soepratman, versi keroncong, versi pendudukan Jepang, versi gubahan tahun 1951 yang diaransemen oleh Jos Cleber, serta versi yang sering kita dengarkan yang diaransemen oleh Addie M.S pada 1997.
Lagi, saya merasa terharu, mendengarkan lagu Indonesia Raya asli dengan iringan biola W.R. Soepratman, sungguh menyayat hati, terasa sekali ada harapan-harapan yang berkumandang merdu dalam lagu itu.
Lirik Indonesia Raya dalam tiga versi |
Di banyak ruangan lainnya, kita bisa menikmati arsip-arsip foto organisasi kepemudaan beserta aktivitasnya, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Kaoem Betawi, Pemoeda Indonesia, Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia, serta organisasi-organisasi kepanduan.
Rumah yang dihibahkan kepada NKRI |
Di bagian belakang rumah, terdapat ruangan yang didedikasikan untuk keluarga Sie Kong Lian, yang telah menghibahkan asetnya demi kepentingan negara. Salut untuk keluarga ini!
Awal mula nama Indonesia |
Melangkah keluar, ada beberapa tampilan foto-foto yang mewakili figur pemuda masa kini yang berprestasi melalui bidangnya masing-masing.
Zaman dan generasi memang berganti, tapi semangat Sumpah Pemuda harus terus bergema di dada setiap pemuda, untuk terus bersemangat menjaga kesatuan NKRI.
No comments